Skip to main content

Potongan harga untuk Kacamata oleh Askes


Baru baru ini saya punya teman baru bernama ‘Visi’, kacamata minus yang saya beli dengan fasilitas potongan harga dari Askes.  Meskipun beberapa teman yang setelah mendapat informasi tentang rentetan tatacaranya banyak yang berpendapat bahwa prosesnya terlalu rumit, tapi tak ada salahnya saya tetap berbagi bagaimana mendapatkan kacamata dengan potongan harga dari Askes dan berapakah besarnya.

Pertama, bagi yang belum pernah sama sekali menggunakan kartu Askes anda, berikut adalah cara mengaktifkannya (khususnya buat yang bekerja di luar kota asal):
  1. Langkah pertama adalah melapor di Askes setempat. Bagi anda yang punya KTP dan domisili di tempat yang sama tentunya tidak akan jadi masalah, tapi buat yang harus berpindah ke daerah lain, pastikan anda melapor pada kantor ASKES yang berada diwilayah puskesmas tujuan anda (dengan membawa kartu askes yang sudah anda miliki tentunya);
  2. Anda akan mendapatkan surat dari ASKES yang ditujukan untuk Puskesmas tujuan anda;
  3. Langkah selanjutnya, daftar ke puskesmas, syaratnya adalah: a). Surat dari Askes tersebut (no.2);   b). Kartu Askes dan Fotokopinya; c). Fotokopi KTP;
  4. Anda akan mendapatkan semacam nomor anggota yang artinya sudah menjadi anggota pasien Puskesmas tersebut. Jika sewaktu-waktu anda ingin berobat ke puskesmas ini, anda tinggal menunjukkan kartu Askes anda;
  5. Semua proses diatas tidak dipungut biaya alias gretong ;)
Nah, selanjutnya kita menuju ke pemeriksaan mata:
  1. Periksa mata kita ke puskesmas tempat kita tercatat sebagai pasien disana. Jika puskesmas tidak memiliki poly mata, kita akan dirujuk ke rumah sakit umum daerah (RSUD). Catatan: sebaiknya ke puskesmas pagi2 biar cepat selesai;
  2. Kita bisa lgsg menuju RSUD untuk periksa mata hari itu juga, atau bisa juga di lain waktu (surat rujukan ini berlaku selama 1 bln);
  3. Bawa surat rujukan puskesmas ke RSUD dan daftarkan diri anda untuk periksa mata;
  4. Setelah selesai, anda akan mendapatkan surat dari dokter tentang kondisi mata anda;
  5. Semua proses ini gratis juga kok, cuman...untuk RS yang punya banyak pasien, anda harus sabar mengantri. Saya sarankan datang pagi, seperti sebuah pepatah = early to bed, early to rise :)
Tahap berikutnya adalah mendapatkan si Kacamata dengan potongan Harga ;D
Setelah anda mendapatkan surat dokter tentang kondisi mata anda, ada 2 cara untuk klaim potongan harga kacamata:

Beli kacamata dulu, klaim belakangan
  1. Anda beli kacamata di optic mana saja, minta kwitansi (bermatrei Rp. 3000,-; ada baiknya persiapkan dulu matrei sblm membeli);
  2. Datang ke ASKES tempat anda sudah terdaftar, bawa surat dokter dan kwitansi dari optic untuk claim. Anda akan mendapatkan penggantian berupa uang cash;
  3. Harap diingat, penggantian bukan senilai persis harga kacamata anda, tapi sesuai jatah anda (tergantung golongan). Anda tentu saja diperbolehkan membeli kacamata bernilai selangit, tapi silakan gunakan uang pribadi. Hehe.. Untuk golongan pemula seperti saya, anda akan mendapat penggantian sebesar Rp. 200.000,- berapapun harga kacamata anda. 
Klaim dulu, baru beli kacamata
  1. Datang ke ASKES tempat anda sudah terdaftar dengan membawa surat hasil pemeriksaan dokter;
  2. Askes akan memberikan stempelnya dan memberikan rujukan optic (biasanya ada 2 atau 3 pilihan) yang bekerjasama dengan Askes tersebut (biasanya di kota yang sama). Askes akan memberikan stempelnya di surat dokter anda;
  3. Datang ke OPTIK yang ditunjuk dengan membawa surat dokter yang sudah di stempel Askes;
  4. Pihak optic akan otomatis memberikan potongan harga senilai jatah anda. Sekali lagi, jatah anda adalah tetap Rp. 200.000,- untuk golongan pemula;
  5. Misal, anda membeli kaca mata yang keren abiz senilai Rp. 2000.000,-; maka, Askes melalui optic akan memberikan potongan Rp. 200.000,- (sesuai jatah anda). Jadi anda tinggal membayar sisanya yaitu Rp. 1.800.000,-. Jika anda kebetulan menemukan kacamata yang tak kalah keren dengan harga hanya Rp. 290.000,- maka, anda tinggal membayar Rp. 90.000,-
Catatan: sebagai tambahan, optic yang bekerjasama dengan Askes beberapa merupakan optic international juga, jadi jangan kawatir tentang pilihan kacamatanya. Semoga bermanfaat :)

si Visi 

Comments

  1. sekarang kan askes sudah online apa masih perlu daftar k askes setempat?

    ReplyDelete
  2. mungkin melapor lebih tepatnya. Kebetulan saya dulu daftar Askes di Jawa Timur dan sekarang berdomisili di Jakarta. Berdasarkan pengalaman siy, saya harus lapor dulu ke Askes setempat agar dapat menjadi anggota Puskesmas terdekat di Jakarta Pusat

    ReplyDelete
  3. kalau misal saya beli lensa dan frame nya berbeda tempat dan waktu biar sama" mendapat potongan lebih banyak apa bisa?
    jadi misal framenya harganya 350.000 lensanya 250.00 nah kalau beli langsung kan jd mahal 600.00 potongan 200 jadi kita mbayar 400.
    tapi kalau beli sendiri frame 350.00 potongan 200.00 jadi 150.00
    lensa 250.000 potongan 200.00 jadi 50.000
    nah kan kita nanti cuma mbayar 200.000

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf baru balas. Kayaknya nggak bisa dech Rizky. Coz jatah 200 rb untuk kacamata lengkap (lensa plus frame). Selamat berburu kacamata :)

      Delete
  4. apakah mata minus 1/4 juga ditanggung Askes?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut saya, asal ada surat dari dokter yang menyatakan bahwa kita memerlukan kacamata, bisa di klaim ke Askes. Semoga sukses :)

      Delete
  5. Sekarang askes masih berlaku? atau harus sudah ganti jadi BPJS

    ReplyDelete
  6. Hallo Nisrina,
    Maaf kalo hal itu saya kurang tahu gimananya, tapi emang kayaknya sekarang ganti BPJS dech. Ada yang bilang cuman ganti nama doang, pelayanan kurang lebih sama.
    Thanks sudah mampir di sini, and maaf jawabannya kurang memuaskan ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kak kalau misalnya freme ny bli di luar lalu cuma mau buat lensanya aja itu bisa ga pake askes?

      Delete
  7. Mau tanya. Gimana kalo misal dapetnya 200rb tapi harga kcmt nya cukan 190rb. Apa yg 10rb di kembalikan ke kita atau tidak? Trus bisa gak misal. 200rb itu di gunakan di 2 tempat. Contoh: lensa di beli di toko A - 100rb. Dan frame di toko B - 100rb. Apa askesnya bisa di gunakan secara terpisah? Trimakasih.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

The Story of My Grandpa

Ode to my Grandpa Malam sebelum Hari Raya Idul Adha 1442 H / atau tepatnya tanggal 19 Juli 2021 sekitar jam 19:00 WIB mbah Kakung tersayang (dari pihak ibu) atau orang biasa memanggil mbas Bas, pergi menghadap Allah SWT di usia 93 tahun di kediamannya di Blitar.  He is the only grandpa that I know of, karena kakek dari pihak Ayah sudah meninggal sebelum saya lahir. Saat kecil, saya termasuk sangat dekat dengan mbah kung karena memang kebetulan rumah orang tua saya berdekatan dengan rumah mbah dan saya adalah cucu perempuan pertama. In my childhood, saya bahkan menghabiskan waktu saya lebih banyak di rumah mbah dibanding di rumah sendiri. Saat balita, mbah kung lah yang kadang mengantar saya ke tukang urut anak, beliau akan menggendong saya dengan gendongan kain sambil mengayuh sepeda perangnya. Saya juga sering ikut kesawah dengan naik gledekan made in mbah kung.   Mbah kung tipe orang yang sangat aktif (almost hyperactive) yang tidak tahan jika harus diam saja. Beliau sosok pekerja ke

On my way to work # Mei 2019 #Demo Massa #pasca Pilpres

21 Mei 2019 Tidak ada yang spesial hari itu, rutinitas dimulai dengan berangkat ke tempat kerja. Suasana pagi hari di tempat kerja kurang lebih sama, tidak ada sesuatu luar biasa untuk dikenang. Tentang didirikannya posko polisi di sekitar Thamrin juga telah menjadi pemandangan biasa, karena kurang lebih 10 hari terakhir ini sudah beberapa kali ada demo di depan Bawaslu, sehingga memang perlu pengamanan lebih. Tapi hari ini akan menjadi spesial karena dini hari tadi menjelang waktu sahur, KPU telah mengumumkan pemenang Pemilu 2019, sedikit lebih maju dari jadwal semula... Menjelang siang, terlihat massa sudah mulai memenuhi perempatan Thamrin. Kebetulan tempat kerja saya sangat dekat dengan lokasi massa berada. Beberapa rekan yang rumahnya jauh memilih untuk pulang lebih cepat dari biasanya, karena akses di sekitar tempat kerja memang sudah mulai ditutup. Saat pulang kantor, massa sudah memenuhi perempatan Thamrin. Saya ingat waktu itu suasana termasuk kondusif. Saya bisa melewati